Kasus KLB campak di Sumenep, Jawa Timur menjadi perhatian nasional menjadi perhatian nasional. Hingga akhir Agustus 2025, tercatat lebih dari 2300± kasus suspek campak dengan 17 anak meninggal dunia. Angka ini menunjukkan betapa rentannya anak-anak jika tidak mendapatkan imunisasi campak dan rubella secara lengkap. Campak bukan hanya penyakit ringan dengan gejala ruam merah. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, diare berat, hingga kematian. Karena itu, vaksin campak MR (Measles-Rubella) menjadi salah satu imunisasi dasar wajib yang harus diberikan tepat waktu.
Rendahnya cakupan imunisasi dasar menjadi faktor utama melonjaknya kasus di Sumenep. Masih ada anak-anak yang belum mendapatkan vaksin MR, baik karena keterbatasan akses layanan kesehatan maupun adanya keraguan orang tua terhadap vaksin. Kondisi ini menjadi peringatan bahwa program imunisasi harus diperkuat, terutama di daerah-daerah dengan akses terbatas. Data kesehatan yang lengkap dan akurat sangat penting agar setiap anak terpantau status imunisasinya. Untuk merespons kondisi darurat, Kementerian Kesehatan meluncurkan program Outbreak Response Immunization (ORI) sejak 25 Agustus 2025. Program ini menyasar anak usia 9 bulan hingga 6 tahun, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.
Puluhan ribu anak sudah menerima vaksin campak-rubella dalam program ini. Petugas kesehatan di Puskesmas, Posyandu, hingga sekolah dikerahkan untuk memperluas cakupan vaksinasi. Namun, program imunisasi massal saja tidak cukup. Diperlukan sistem yang bisa memastikan bahwa setiap anak tercatat dengan baik dan tidak ada yang terlewat.
Banyak kasus terlewatnya jadwal vaksinasi terjadi karena rekam medis masih manual. Orang tua bisa lupa, klinik kesulitan menelusuri data pasien, dan pemerintah kekurangan informasi akurat untuk mengambil keputusan. Di era digital, solusi ini bisa diatasi dengan rekam medis elektronik. Dengan pencatatan digital, klinik bisa lebih mudah menyimpan dan mengakses data pasien secara aman hingga meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan.
Untuk membantu klinik menghadapi tantangan seperti kasus KLB campak di Sumenep, hadir aplikasi KlinikMe. Bersama KlinikMe, klinik dan tenaga kesehatan dapat mengelola rekam medis elektronik pasien secara aman dan terintegrasi. Setiap data imunisasi anak akan tercatat dengan rapi sehingga tidak ada jadwal vaksin yang terlewat. Selain itu, KlinikMe juga membantu klinik memberikan pelayanan yang lebih cepat, modern, dan terpercaya bagi masyarakat.
KLB campak di Sumenep adalah pengingat keras bahwa imunisasi adalah investasi kesehatan paling penting bagi anak-anak kita. Selain itu, pencatatan kesehatan yang rapi dan modern melalui rekam medis elektronik akan membantu klinik, orang tua, dan pemerintah memastikan setiap anak terlindungi. Saatnya klinik Anda bertransformasi digital. Gunakan KlinikMe sebagai aplikasi klinik berbasis rekam medis elektronik, dan ikut serta mencegah terulangnya tragedi seperti KLB campak di Sumenep.